Di tengah riuh rendahnya tradisi karnaval, satu suara penolakan dari seorang warga di Kediri menggema lebih keras daripada sound horeg mana pun, memicu gelombang perubahan yang tak terduga.
Berawal dari Sebuah Kepedulian Murni
Bagi Eko Mariyono, ini bukan sekadar masalah kebisingan. Perjuangannya menentang karnaval yang menggunakan sound horeg di Desa Kepung, Kediri, lahir dari sebuah kepedulian yang mendalam. Di rumahnya, ia merawat orang tuanya yang sudah sepuh, di mana dentuman bass yang dahsyat menjadi ancaman serius bagi kesehatan mereka. Lebih dari itu, Eko resah melihat pergeseran nilai dalam perayaan tersebut. Karnaval yang seharusnya menjadi ajang kegembiraan bersama, di matanya telah tercemar oleh tarian erotis dan potensi peredaran minuman keras yang dapat merusak moral anak-anak. Inilah yang membuatnya bertekad untuk berdiri teguh, sekalipun harus sendirian.
Menghadapi Serangan Balik dan Teror
Namun, niat baik sering kali diuji. Sikap tegas Eko membuatnya menjadi musuh bagi sebagian pihak. Gelombang intimidasi datang silih berganti. Protesnya di tingkat desa diabaikan, justru memicu serangan yang lebih personal. Ia pernah menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok pemuda saat mencoba menegur penggunaan musik yang terlalu keras. Ketika perjuangannya dibawa ke ranah digital melalui sebuah petisi, identitasnya dan istrinya disebar luas dengan tuduhan sebagai penghambat acara. Puncaknya, rumah Eko menjadi sasaran teror langsung, dengan suara sound horeg yang sengaja ditembakkan ke arah kediamannya sebagai bentuk tekanan psikologis agar ia menyerah.
Saat Kegigihan Membuahkan Kemenangan
Di titik terendah, perjuangan Eko justru menemukan cahayanya. Kegigihannya yang viral di media sosial menginspirasi banyak orang. Warga lain yang semula diam karena takut, kini mulai berani angkat bicara dan memberikan dukungan. Kekuatan kolektif ini menghasilkan dampak luar biasa. Petisi yang digagasnya menjadi salah satu pemicu lahirnya fatwa haram dari MUI Jawa Timur terhadap penggunaan sound horeg yang berlebihan dan mengganggu. Kisah Eko Mariyono menjadi bukti nyata bahwa keberanian satu orang untuk membela apa yang benar dapat mengalahkan intimidasi dan membawa perubahan berarti bagi seluruh komunitas.